Sabtu, 28 Februari 2009

wAktU

Senin, 09 Februari 2009

Menunggu Mentari Pagi

Pagi itu kuputuskan mengayuh mesin roda duaku tuk menunggumu dan menanti kemunculanmu.

Kukayuh mesin roda duaku tuk menanti kemunculanmu di bukit kedamaianku.


Haah…akhirnya berada di sini lagi..” desisku dengan ulaian senyum.


Angin, telah menyambutku disana…pandangan kehidupan alampun langsung tertampik ke kedua mataku.


Subhannalloh….” kalimat itupun terus melaju dalam jiwa dan kognisiku.


Ku naiki bukit kecil tempatku biasa bermanja dengan pohon yang meneduhkanku tiap aku duduk dan berbaring disana…Angin dan wangi rerumputanpun kembali menyambutku…


subhannalloh…kesejukan ini kembali meraup buliran jiwaku..


Aku duduk ditemani rerumputan, pelukan kesejukan embun pagi dan lindungan sang pohon…


Kupandang lukisan alam raya yang terhampar di depan kedua mataku...kupandangi langit biru yang berselimutkan putihnya kabut tipis.. dan kulihat cahayamupun hampir menampakkan diri…kupu-kupupun mulai berlenggang didepanku seorang diri. Tarian dan nyanyian burung-burungpun juga menampakan diri diiringi musik sang angin pagi..


Ku tutup mataku dan mulai berusaha menyatu dengan semua itu.. Pelukan sang angin mulai merasuk tulang-tulangku diikuti nyanyian lembut sang rumput dan para dedaunan yang menari tertiup angin...lalu nyanyian kecentilan burung dan jangkrikpun melenggang dan sayup-sayup..suara mesin-mesin tak berjiwa itu juga ingin memainkan perannya…

Kututup mataku dan seluruh nada itu kurasakan mengalun lembut dalam nafasku…..rasa yang begitu membuatku sakau…


Dalam damai yang membuatku sakau ini aku menunggu kemunculanmu... Aku menunggu cahayamu yang menghangatkan ragaku. Kutunggu..dan kutunggu engkau dalam pikirku yang kukira kan menampakkan diri. Ku tunggu..dan kutunggu dalam damaiku, tapi awanpun masih mulai menyelimutimu. Kutunggu...dan kutunggu lagi..tanpa kejenuhan dalam benakku. Kutunggu...dan kutunggu lagi dalam damaiku ditemani nyanyian alam ini dan wangi sang rerumputan dan embun pagi... Ku tunggu dan kutunggu, tapi kau tetap menutup diri. Ku tunggu sampai waktupun mulai perlahan meninggalkan diri dan kau pun masih terselimuti...

Akhirnya waktu delapan pagipun ku putuskan beranjak pergi, karna otakkupun berkata ” aku tetap tak kan mendapatimu pagi ini”...tapi aku pasti kembali ke bukit itu menunggu kemunculanmu lagi...


Menunggu kemunculanmu dalam damaiku....


Merasakan sakau itu lagi...

opotical illusion



Jumat, 06 Februari 2009

Jalinan Sulaman Dalam Benakku

Tiba2 jaring laba2 tersulam-sulam dalam benakku. Satu persatu, laba-laba itu mengais-ngais dan menyulamkan jaringnya perlahan-lahan...
Apa yg sebenarnya terjadi pada memoriku meluap lagi... Isi kepalaku memuntahkan semuanya kembali, ketika kata-kata itu kau ucap.

"Salahkah jika aku mengingatnya??" benakku pun bicara
"tidak" dan ini tetap menjadi jawabku..
Dan "tidak" tetap menjadi jawabku meski merekapun juga mendoktrin bahwa ruang-ruangku masih terisi olehmu...
Dan "tidak" tetap menjadi jawabku....karena inilah rasa yang hanya aku saja yang mengerti bukan... dan bukankah tak menjadi sebuah larangan kalo gulungan memori terkadang memainkan semuanya dalam otakku??

Verbalisasi itu akhirnya keluar dari mulut seorang engkau..dan tahukah??tak hanya otakku saja yang tersulam, tapi juga jiwa ini..sungguh..rasa yang begitu tercampur aduk...
Kadang diri ini bertanya dan membenarkan sendiri...lalu tetap terbesit kata "tidak" pula ...namun tiba-tiba itu terbesit lagi, dan membawaku dalam alam lalu.

Kau Berkata seakan nadaku kau dengar...kau menatap, seakan nadaku kau rasa...
Tapi terbesit lagi tanya "benarkah nada ini terdengar??"
"benarkah nadaku selama ini selalu kau dengar??"

Separuh otak ini mulai membenarkan asumsi...tp kadang terbesit kata "tidak" lagi..
Separuh otak ini mencoba bertanya lagi "apa benar kau telah mendengar nadaku selama ini?? itukah kenapa kau mampu menjawab gumanan bodoh dalam otak yang terlontar dalam mulut ini?...yang justru lantas membuat otakku terkena kejutan listrik.."

Gulungan memori ini mulai memutarmu kembali...membuat otakku harus menguras tenaganya lagi.....tapi....itulah gulungan memory...

Ktika otak ini mulai mendaktik dirinya...dan jiwa perlahan-lahan mengikutinya...tiba-tiba...separuh dari keseluruhan itu kembali bicara; "biarlah semua berjalan semestinya... semestinya kita melangkah...semestinya angin yang membawa kita...semestinya jalan yang kita tapaki masing-masing..."

Kau membuatku belajar...dan ku tau...akupun juga membuatmu belajar...

Kau tak tinggalkanku...dan akupun juga tak tinggalkan kau...

Inilah adalah pembelajaran terindah...keindahan sebuah pembelajaran...

Album pembelajaran ini tak ku buang begitu saja...hanya ku tu2p..dan kan tersimpan...
Namun ketika album itu ku buka...bukanlah arti bahwa jiwa dan separoh nafas itu kembali..
Karna jiwa dan separoh nafas ini tak menempatkanmu didalamnya lagi...

Aku menemukannya...dan diapun juga menemukanku...
Dia bukan aku...Dia bukan kau...dan Diapun bukan mereka...
Dia membuatku memberikan ketulusan....

Dia membuatku ----------

Dan dia membuatku menempatkanya dalam separoh jiwa dan nafas ini....


"Magical Template" designed by Blogger Buster