Senin, 09 Februari 2009

Menunggu Mentari Pagi

Pagi itu kuputuskan mengayuh mesin roda duaku tuk menunggumu dan menanti kemunculanmu.

Kukayuh mesin roda duaku tuk menanti kemunculanmu di bukit kedamaianku.


Haah…akhirnya berada di sini lagi..” desisku dengan ulaian senyum.


Angin, telah menyambutku disana…pandangan kehidupan alampun langsung tertampik ke kedua mataku.


Subhannalloh….” kalimat itupun terus melaju dalam jiwa dan kognisiku.


Ku naiki bukit kecil tempatku biasa bermanja dengan pohon yang meneduhkanku tiap aku duduk dan berbaring disana…Angin dan wangi rerumputanpun kembali menyambutku…


subhannalloh…kesejukan ini kembali meraup buliran jiwaku..


Aku duduk ditemani rerumputan, pelukan kesejukan embun pagi dan lindungan sang pohon…


Kupandang lukisan alam raya yang terhampar di depan kedua mataku...kupandangi langit biru yang berselimutkan putihnya kabut tipis.. dan kulihat cahayamupun hampir menampakkan diri…kupu-kupupun mulai berlenggang didepanku seorang diri. Tarian dan nyanyian burung-burungpun juga menampakan diri diiringi musik sang angin pagi..


Ku tutup mataku dan mulai berusaha menyatu dengan semua itu.. Pelukan sang angin mulai merasuk tulang-tulangku diikuti nyanyian lembut sang rumput dan para dedaunan yang menari tertiup angin...lalu nyanyian kecentilan burung dan jangkrikpun melenggang dan sayup-sayup..suara mesin-mesin tak berjiwa itu juga ingin memainkan perannya…

Kututup mataku dan seluruh nada itu kurasakan mengalun lembut dalam nafasku…..rasa yang begitu membuatku sakau…


Dalam damai yang membuatku sakau ini aku menunggu kemunculanmu... Aku menunggu cahayamu yang menghangatkan ragaku. Kutunggu..dan kutunggu engkau dalam pikirku yang kukira kan menampakkan diri. Ku tunggu..dan kutunggu dalam damaiku, tapi awanpun masih mulai menyelimutimu. Kutunggu...dan kutunggu lagi..tanpa kejenuhan dalam benakku. Kutunggu...dan kutunggu lagi dalam damaiku ditemani nyanyian alam ini dan wangi sang rerumputan dan embun pagi... Ku tunggu dan kutunggu, tapi kau tetap menutup diri. Ku tunggu sampai waktupun mulai perlahan meninggalkan diri dan kau pun masih terselimuti...

Akhirnya waktu delapan pagipun ku putuskan beranjak pergi, karna otakkupun berkata ” aku tetap tak kan mendapatimu pagi ini”...tapi aku pasti kembali ke bukit itu menunggu kemunculanmu lagi...


Menunggu kemunculanmu dalam damaiku....


Merasakan sakau itu lagi...

0 komentar:

"Magical Template" designed by Blogger Buster