Rabu, 14 Januari 2009

LoGikA tERbAlik dALaM cINtA

LAFAZ CINTA Sang Pujangga
”Aku ingin mencintaimu dengan sederhana. seperti kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu. Aku ingin mencintaimu dengan sederhana, seperti isyarat yang tak sempat dikirimkan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada”.

Ada sebuah logika terbalik dalam cinta... atau mungkin lebih tepatnya, bahwa sesungguhnya logika tak mampu menjamahnya. Selayaknya sebuah teratai putih yang terapung diatas permukaan air, yang tak dimengerti oleh orang yang melihatnya bahwa dibawah teratai indah itu terdapat jaring-jaring akar yang terbelit dengan keruwetanya. Dan itu, hanya bisa dipahami oelh si teratai sendiri.
Ketika seseorang jatuh cinta, dia akan mengalami sebuah perubahan. Segala bentuk perubahan itu bisa dilihat sebagai perubahan perilaku, keadaan emosional atau pola pikir yang dirasa berubah kearah positif atau negatif bagi dirinya sendiri atau orang lain.
Terkadang... cintapun tak membutuhkan balasan dari orang yang di cintainya. Akan sangat terdengar omongkosong mungkin...atau..itu semua hanya ada dalam rekaan cerita fiktif belaka.
Semua orang pastinya kan bahagia, jika apa yang diharapkan dari orang yang dia cintai terwujud. Bagaikan seorang putri yang hidup bersama selamanya dengan pangeran yang dicintainya. Kehidupan yang dijalani dengan bahagia dan berahir dengan happyending seperti dalam dongeng dan romansa cinta...Tentu saja semua orang menginginkanya. Tapi....hey...??!! ini bukan dongeng cinderella dan Romansa cinta Romeo-Juliet.
Cinta selayaknya kasih sayang bunda yang hanya dibaca berdasarkan logika terbalik semata. Bukankah seorang bunda hanya mengharapkan balasan agar orang yang dicintainya bahagia?? Seorang bunda mencintai hanya berdasarkan ketulusan yang diliputi naungan doa dan hanya berharap balasan dari Tuhan agar orang yang dicintainya kelak bisa meraih harapan dan hidup bahagia... Lalu...bisakah cinta itu dijelaskan dengan logika??
Logika cinta itu terbalik... Sebuah rasa dalam jiwa terkadang tak dapat dijelaskan oleh kata, dan Cinta hanya dimengerti oleh orang yang merasakannya. Selayaknya yang Gibran kata bahwa ”Cinta yang dibasuh oleh airmata akan tetap murni dan indah sentiasa”.
Dengan cinta sederhana itu, seorang pribadi bisa belajar dari sisi-sisi ketidakbahagiaanya dan bahagia dalam ketidakbahagiaanya... Itulah ketika kita mencintai seseorang dengan tulus dan sederhana...

Orang berkata:
”ketika kau ingin memahami orang lain, maka terlebih dulu pahamilah dirimu sendiri”.
Tapi aku berkata:
”Dengan mencintai orang lain, aku akan dapat memahami diri sendiri..”

0 komentar:

"Magical Template" designed by Blogger Buster