Minggu, 22 Maret 2009

Perubahan Perilaku Setelah Pensiun Pada Lansia

Ketika memasuki masa lansia, terjadi berbagai perubahan perilaku baik itu bersifat positif maupun negatif. Pensiun pada masa itupun terkadang memberi dampak yang luar biasa pada seseorang, tetapi perubahan perilaku selalu berbeda satu sama lain. Perubahan perilaku seperti sering mengeluhkan kondisi fisik dan penurunan aktivitas perawatan diri, juga berbagai permasalahan seperti Perasaan kesepian, Perasaan Kehilangan, Perasaan ditolak, Perasaan tak berguna, Kemunduran fisik dan mental, dan Depresipun sering dialami.

Perubahan perilaku yang dialami pada masa lansia, merupakan sesuatu hal yang wajar, sebab seperti yang dipaparkan Kunjoro (2002) bahwa ketika seseorang memasuki masa lansia maka banyak perilaku-perilaku yang berubah, perubahan itu ada yang positif namun ada yang negatif. perubahan perilaku yang dialami subjek lebih pada perubahan perilaku kearah yang negatif, seperti hidupnya makin tidak teratur, tidak sabaran, emosional atau mudah marah dan tersinggung, menjadi jorok dalam hal kebersihan atau bina diri.

Ketika menghadapi masa pensiun, subjek mengalami stres dan depresi, hal tersebut diperkuat apabila hubungan subjek dengan keluarga sebelum masa pensiun tidak terlalu dekat karena sebelum masa pensiun, subjek terlampau sibuk dengan pekerjaanya. Seperti yang dipaparkan Lillian Troll (dalam Santrock, 2006) bahwa Lansia yang berhubungan dekat dengan keluarganya mempunyai kecenderungan lebih sedikit untuk stres dibanding lansia yang hubungannya jauh.

Seperti yang dikemukakan oleh Jacinta (2001) bahwa depresi yang dialami subjek pada masa pensiun kuranglebih disebabkan oleh:

1. Kepuasan kerja dan pekerjaan

Pekerjaan membawa kepuasan tersendiri karena disamping mendatangkan uang dan fasilitas, dapat juga memberikan nilai dan kebanggaan pada diri sendiri (karena berprestasi atau pun kebebasan menuangkan kreativitas). Namun orang yang mengalami problem saat pensiun biasanya justru mereka yang pada dasarnya sudah memiliki kondisi mental yang tidak stabil, konsep diri yang negatif dan rasa kurang percaya diri terutama berkaitan dengan kompetensi diri dan keuangan/penghasilan. Selain itu, masalah harga diri sering menjadi akar depresi semasa pensiun karena orang-orang dengan harga diri yang rendah semasa produktifnya cenderung akan jadi overachiever semata-mata untuk membuktikan dirinya sehingga mereka habis-habisan dalam bekerja sehingga mengabaikan sosialisasi dengan sesamanya pula. Pada saat pensiun, mereka merasa kehilangan harga diri dan ditambah kesepian karena tidak punya teman atau tidak dekat dengan keluarga, seperti yang dialami subjek..

2.Usia

Pensiun sering diidentikkan dengan tanda seseorang memasuki masa tua. Persepsi negatif orang yang menganggap bahwa pensiun itu merupakan pertanda dirinya sudah tidak berguna dan dibutuhkan lagi karena usia tua dan produktivitas makin menurun sehingga tidak menguntungkan lagi bagi perusahaan/ organisasi tempat mereka bekerja secara tanpa sadar mempengaruhi persepsi seseorang sehingga ia menjadi over sensitif dan subyektif terhadap stimulus yang ditangkap. Kondisi ini lah yang membuat orang jadi sakit-sakitan bahkan membawa masalah serius seperti halnya post power-syndrome dan depresi saat pensiun tiba.

3. Status sosial sebelum pensiun

Status sosial yang didapat karena politisi akan cenderung membuat orang tua mengalami kesulitan saat menghadapi pensiun karena begitu pensiun, maka kebanggaan dirinya lenyap sejalan dengan hilangnya atribut dan fasilitas yang menempel pada dirinya selama ia masih bekerja.

SARAN PENANGANAN

Untuk menjaga agar kehidupan keluarga lansia tetap harmonis ketika memasuki masa pensiun perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut :

Ø Bagi Keluarga Lansia

1. Sisihkan waktu untuk berkumpul dengan keluarga.

2. Sering mengajak subjek berdiskusi dan mengobrol

3. Mengajak subjek untuk beribadah bersama

4. Menemani subjek ketika bepergian

Ø Bagi Lansia itu sendiri

1. Ketika menghadapi masa pensiun yang paling utama adalah mencoba menghadapinya secara rileks. Ketegangan dan kecemasan tidak akan menjadikan segalanya lebih baik. Anda bisa bercermin dan belajar dari pengalaman keberhasilan dan kegagalan di masa lalu, untuk jadi bahan rencana masa depan.

2. Lebih mendekatkan diri dengan Tuhan yakni lebih rajin beribadah sehingga membuat perasaan lebih tenang

3. Jalin hubungan lebih dekat dengan keluarga, seperti menonton TV bersama, mengobrol dan berdiskusi

4. Banyak tersenyum dan tertawa akan membuat Anda punya banyak teman yang memberikan keceriaan dalam hidup

5. Jangan terburu-buru dalam menjalani hidup, sebaliknya, nikmatilah setiap moment yang berlalu dalam hidup Anda agar Anda bisa mensyukuri dan merasakan kenikmatan hidup yang sesungguhnya.

6. Buatlah rencana kegiatan setiap hari

7. Lakukanlah kegiatan yang menarik dan bermanfaat disertai optimisme bahwa hidup Anda akan menjadi jauh lebih baik lagi dari sebelumnya

8. Pensiun bukan berarti saat-saat di mana Anda harus mencari akal guna membunuh waktu, sebaliknya Anda harus berpikir bagaimana supaya Anda memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk mendatangkan hal-hal terbaik dalam kehidupan Anda selanjutnya.

9. Jangan suka berdiam diri atau membiarkan diri menganggur dan melamun karena hanya akan membangkitkan emosi dan pikiran negatif saja

10. Jagalah kondisi dan kesehatan tubuh Anda dengan cara rajin berolah raga dan diet yang baik agar Anda tidak mudah jatuh sakit

11. Kurangi dan hilangkan kebiasaan buruk seperti merokok, mengkonsumsi makanan berlemak tinggi, mengkonsumsi minuman beralkohol atau junk food

12. Pergilah mengunjungi tempat-tempat menarik bersama keluarga

13. Bacalah buku-buku yang membangkitkan motivasi Anda

0 komentar:

"Magical Template" designed by Blogger Buster