Bagaikan laba-laba penenun, yang menyulam imajinasinya dengan realitas kehidupan.
Saat telah kehabisan serat benangnya yang terakhir, maka menenunlah dia dengan ukiran airmatanya, ketika airmatanyapun telah mengering, maka ia berusaha merajutnya kembali dengan lembaran serabut vena di tubuhnya..dan seperti halnya sebuah koin yang punya dua sisi yang berbeda, sebuah waktu yang menghasilkan ruanglingkup siang dan malam yang berbeda, sanubari jiwa yang memiliki eksistensi tangis dan tawa yang berbeda, alam raya yang menempatkan bumi dan langit yang berbeda,,,dan surga-neraka yang memiliki depriviasi yang berbeda...maka seperti itulah aku...dengan perspektif sudut pandangmu yang mungkin berbeda....
0 komentar:
Posting Komentar